Apakah dampak-dampak dari koneksi/KKN? Apakah rugi dan untungnya? Jelaksan, begini:
0 Comments
A. Apakah dampak, sebab akibat jika Bagus disukai dahulu?
B. Apakah dampak, sebab akibat jika Bagus digodok?
C. Kenapa kita mau Bagus, alasannya apa? Sebabnya apa? Tentu adanya alasan, sebab akibat:
ULASAN A-C: Memang penggodokan seolah-olah pendewasaan, semua yang tidak baiknya diperbaiki, serta lebih sholeh, lebih tahu diri, lebih kuat begitu. Tetapi rasanya jika digodok dahulu dia akan sebal, kesal, or benci lalu akan membuat kata-kata, web, kuis, dll. Dengan sebal, kesal itulah pasti saja akan membuat semua kuis, web, kata-kata begitu, maksudnya? Ingin dimajukan, ingin cari perhatian. Rasanya jika disukai dahulu itu Wargahadibrata tidak akan ditulis-tulis, Indonesia akan naik sendiri, semuanya tetap, tidak ada yang berubah, or bisa-bisa 1 USD menjadi 2000 IDR. Kalau disukai dahulu Wargahadibrata tetap karena merasa perlu, suka, sayang tidak akan ditulis-tulis. Pokoknya kalau disukai dahulu tidak akan berubah semua negara, hanya Indonesia saja yang naik, 1 USD logika itu bisa 2000 IDR, Wargahadibrata pun tidak ditulis-tulis., untuk apa cari perhatian jika disukai dahulu? Rasanya tidak perlu cari perhatian jika disukai dahulu, sebab sudah dimajukan, tentu tidak perlu dimajukan lewat facebook, weebly itu jika disukai dahulu. Rasanya jika disukai dahulu dia tidak minta dimajukan via online, tidak ada kuis, weebly, dll. Nah jadi pendewasaan itu perlu jika situasi tidak beraturan, tidak ada sebab akibat, tidak beralasan, tak tentu, bolehlah logika jika diurus singa pun sayang, harimau pun suka, hewan saja begitu oh apalagi human, human pada dasarnya bisa berpikir. Nah... jadi jika tidak beraturan baru perlu digodok, semua tergantung soalnya, tergantung apa dahulu masalahnya. Bagus itu apa sih? So dibuka-buka, dilihat-lihat, dicek, apakah beraturan, apakah beralasan, apakah terbalik? Beginilah logikanya jadi lihat dahulu, dipikir-pikir dahulu, agak panjang, jauh, 2x, ya... kalau tak tentu, serta tak beraturan, bikin persoalan itu yang perlu diluruskan, yang perlu diwaspadai oleh semua. Jadi jangan pendek, cetek, sempit, 1x begitu apa dahulu soalnya, terkadang soal A tak beraturan, lalu soal B tertentu dan beraturan, panjang, jauh mungkin tanpa penggodokan lebih baik, atau bahkan perlu, harus dicek, dibuka-buka, dilihat-lihat apa soalnya, itu saja, apakah beralasan, beraturan atau apa, itu. Apakah tidak beraturan? Misal lempar saja Bagus dengan bangkai ayam, nah itulah statement yang perlu diluruskan, atau... Ibunya Bagus ditipu, hal-hal begitu yang tidak tahu sebab akibat, alasan, tak tentu. Apakah akibatnya jika dikerjakan, apakah alasannya, kesitu jadi panjang, jauh, 2x, jangan pendek, sempit, 1x begitu, pola beraturan, itulah. Bolehlah misal Ibunya Bagus ditipu, Bagus marah, sebal, benci, akibatnya, alasannya, itulah. Jadi logika, sebab diperlihara, akibat sayang, hewan pun tahu. Perlu digodok, diluruskan kalau tak beraturan, tak tentu, sebab akibat, tak beralasan, kesitu. Apa dampak, apa sebab akibatnya. Apa mengerti beraturan, sebab akibat? Begini: sebab belajar akibat lulus, lulus kedokteran jelas ada alasannya misal nilainya tinggi, atau sebab dipelihara akibat sayang hewan pun tahu kalau dipelihara akan sayang, suka, baik, bahkan harimau, singa, buaya, anjing pun tahu terima kasih. Nah... jangan begini lulus itu gagal, sehat itu sakit, besar itu kecil, tinggi itu rendah, jadi itu yang perlu diluruskan, digodok, tergantung soalnya harus dibuka-buka, dilihat, dicek, jadi itu, paham. Sebenarnya mengerti persoalan untung max, rugi min? Nah... jadi beginilah duduk persoalannya:
Apakah akibat dari bermacam-macam suku, bermacam-macam bahasa? Beginilah duduk perkara:
Nah... mari kita membahas sistem beraturan, maksudnya apa? Begini jadi sebuah sistem itu harus:
Mari kita review permainan Jatinegara, maksudnya apa? Nah... jadi mari kita uraikan saja, begini:
Kita mau Bagus, apa maksudnya? Nah, begini, mari kita uraikan persoalan itu, satu persepsi, jadi:
Jika Bagus jadi raja, pemimpin, kepala, maunya apa? Apa maksud Bagus? Apa mau Bagus?
Apa alasan Bagus no Indonesia? Begini akan diuraikan Bagus harus di Japan, duduk persoalannya:
Apakah perlu Indonesia dengan ramalan ghoib? Apakah nyata saja? Bagaimana, begini perkaranya:
Apakah perlu melatih kecepatan dan ketepatan? Tentu perlu, jadi begini maksudnya:
Menyimak tentang hukum karma, itulah hidup, Tuhan itu adil, hanya adanya karma dalam kehidupan:
Apakah kampus unggulan, terbaik, tertinggi, maksudnya bagaimana? Nah... kampus unggulan:
Apakah semua itu sudah tersusun/terencana dengan professional/rapih? Begini:
Apa strategi/taktik supaya kota Bandung tertinggi? Nah... kita uraikan begini saja:
Apakah Indonesia terjatuh? Bolehlah begini persoalannya:
Apakah maksud dari pergantian sistem? Misal versi 1 ke versi 2, naik versi 3, naik dan naik:
Nah... menghadapi Bagus dengan tulisan-tulisan itu harus bagaimana? Jadi begini:
Nah... Indonesia memang ada yang berpikir urusan negara, urusan masyarakat, maksudnya:
Nah... apakah kita harus merasakan patah dahulu? Atau sebelum patah kita tahu? Beginilah:
Nah... apakah pola beraturan? Begini persoalannya tentang pola beraturan:
Apa yang anda pikirkan tentang bahasa? Apakah bahasa? Beginiliah persoalannya:
Apakah pemerintah? Baiklah... apakah "yang terlintas" jika kita berpikir tentang pemerintah:
Apakah semua itu sama, atau semua itu setara? Nah, jadi begini saja inti persoalannya:
|
AuthorBagus Setiadi G. Archives
April 2024
Categories |